October 25, 2025
Image default
Hot ReleasesWhat's New

Reality Club Rilis “Desire (Horror Version)” Bertepatan Hari Halloween

South Jakarta – Lebih dari setahun setelah perilisan album ketiga Reality Club “Reality Club Presents…”, kuartet asal Jakarta peraih penghargaan AMI Awards ini kembali merilis versi lain dari “Desire” yang sebelumnya lebih dulu dirilis di bulan Maret 2023, dengan judul “Desire (Horror Version)”. Masih diproduseri oleh Reality Club dan Wisnu Ikhsantama Wicaksana, Desire (Horror Version) dirilis oleh Dominion Records ke platform musik digital pada Halloween kali ini tanggal 31 Oktober 2024.

TENTANG DESIRE (HORROR VERSION)
Versi horor ini bukanlah sebuah remix atau rework, namun mengandung sebuah aransemen alternatif dari sektor strings yang dikerjakan oleh Chicha Adzhari dan dibawakan serta direkam oleh Budapest Scoring Orchestra, kolaborator yang juga dikenal karyanya dalam lagu-lagu Reality Club lainnya di album ketiga, seperti “Dancing In The Breeze Alone”, “Desire”, dan “Love Epiphany”.

“Versi ‘horor’ ini memiliki aransemen strings yang berbeda dari versi yang dirilis di album. Desire, yang seharusnya menjadi sebuah lagu dengan nuansa thriller, ternyata jadi lebih mirip dengan soundtrack film horor. Versi ini lebih terasa menakutkan dan intens”, ucap Faiz, yang menulis lagu tersebut.

“Yang cukup menarik, versi ini sebetulnya adalah draf pertama dari Desire, tapi sayangnya ini tidak terdengar sesuai dengan visi yang kami miliki pada awalnya untuk lagu ini. Kami ingin lagu ini menjadi lagu yang mendebarkan dan terkesan badass, tapi kami tetap menyukai versi ini dan ingin menyimpannya untuk dirilis suatu hari nanti. Hari itu ternyata tiba tepat di Halloween tahun ini”, tambah Faiz.

Sebuah video musik animasi yang disutradarai dan diedit oleh Arya Satriaputra juga akan ditayangkan di kanal YouTube resmi Reality Club pada hari yang sama. Dengan niat untuk menambahkan sentuhan horor pada lagu yang sudah bernuansa “spaghetti western”, Arya terinspirasi dari video game yang pernah ia mainkan beberapa tahun yang lalu.

“Referensi utamanya adalah sebuah (downloadable content) DLC dari Red Dead Redemption yang berjudul Red Dead Undead Nightmare. Saya dulu memainkannya di XBOX 360, dan begitu saya mendengarkan versi horor dari Desire, game tersebut langsung terbayang di benak saya. Selain itu, saya juga mengambil beberapa referensi lain dari film-film slasher B-Movie dengan menambahkan beberapa efek grain dan ‘film damage’,” ujar Arya. Ia juga bekerja sama dengan editor 3D Bayu Marlin untuk membantu mewujudkan visinya di lagu ini.

Artwork “Desire (Horror Version)” – Reality Club ( foto : istimewa )

TENTANG DESIRE
“Desire” adalah sebuah lagu tentang bagaimana kita, sebagai manusia yang beradab dan berpendidikan, dapat berubah menjadi seseorang yang gelap mata hanya karena mengikuti hasrat kita yang paling dalam. Kita dapat melakukan hal-hal yang tidak seharusnya kita lakukan dan tidak jarang kita akan merasa menyesal setelahnya. Ini digambarkan sebagai sebuah peringatan bahwa seseorang yang terlihat baik sekalipun dan berjuang dengan untuk apa yang mereka pikir baik, ketika keinginan gelap tersebut muncul, maka semua hal dapat berubah dengan seketika.

“Desire” hadir juga dengan video klip yang diceritakan sebagai sekuel dari “Dancing In The Breeze Alone”, yang baru-baru ini memenangkan Munich Music Video Awards 2023 untuk “Best Music Video: Asia Pacific” dan terpilih sebagai finalis “Best Music Video” secara keseluruhan. Masih di bawah arahan Ibnu Dian dan diproduksi oleh MIURA Films, Desire bercerita tentang “The Sister” sebagai satu-satunya anggota geng yang masih hidup setelah dikhianati oleh “Mortas”, yang diperankan oleh Bobby Mandela dari BKR Brothers. Seperti lirik dalam lagunya, film ini berfokus pada perjalanan The Sister yang berkeinginan untuk membalas dendam atas kematian teman-teman dan saudaranya, meskipun harus kehilangan nyawa.

Diambil di pulau Bali, video ini sepenuhnya direkam menggunakan efek praktis dan aksi nyata dari para pemainnya, di mana mereka harus mengikuti kursus berkuda untuk dapat menunggang dan mengendalikan kuda dengan baik dan benar. Meskipun secara visual dan cerita dianggap sebagai sekuel dari “Dancing In The Breeze Alone”, “Desire” memiliki nuansanya tersendiri yang tidak terlalu terinspirasi dari soundtrack film spaghetti western. Lagu ini terkesan lebih gelap, dimulai sebagai lagu rock dengan pergantian beat mendadak dan berubah menjadi dark-trap ala Travis Scott, untuk menggambarkan karakter di dalam cerita ini yang telah jatuh ke dalam hasratnya yang paling dalam dan gelap.

TENTANG REALITY CLUB
Tidak selalu tentang musiknya, tapi juga tentang cerita di balik musiknya. Dengan pemikiran tersebut, inilah mengapa Reality Club menjadi salah satu band yang paling dicari di Indonesia. Didirikan pada akhir 2016, Reality Club adalah pemenang AMI (Anugerah Musik Indonesia) dua kali untuk Album Alternatif Terbaik & Grup Alternatif Terbaik pada tahun 2023, dan secara konsisten masuk dalam nominasi AMI sejak tahun 2018. Dibentuk di Jakarta, popularitas mereka yang terus meningkat telah menarik perhatian seluruh negeri, dan telah mencapai rekor penonton sejak saat itu.

Terdiri dari Era Patigo pada drum, Faiz Novascotia Saripudin pada vokal & gitar, Fathia Izzati pada vokal & keyboards, dan Nugi Wicaksono pada bass, band ini telah mencapai level baru dalam hal ketertarikan audiens setelah merilis Album Studio ke-3 mereka, “Reality Club Presents…”, dan menjadi headline di acara baru setiap minggunya. Dengan tujuan untuk tampil di seluruh dunia, mereka telah memulai ekspansi mereka di Asia pada tahun 2019, tampil di Tokyo, Kuala Lumpur, Jeddah, dan Singapura.

Meskipun wabah COVID-19 membuat acara musik live terhenti pada tahun 2020, Reality Club tetap produktif selama pandemi. Selain merilis EP berjudul “The Rush and Other Vices”, mereka juga menyelesaikan Online World Tour, bermain di festival online untuk penonton di Inggris, Jerman, Singapura, dan Amerika Serikat. Popularitas Reality Club meroket setelah merilis single hit besar mereka, Anything You Want, pada bulan April 2022. Lagu ini menjadi viral di platform media sosial, seperti TikTok dan Instagram, dan sejak itu telah mencapai lebih dari 100 juta streaming di Spotify.

Video musik mereka untuk Dancing In The Breeze Alone juga mendapatkan pengakuan di luar negeri, memenangkan Video Musik Terbaik: Asia Pasifik di Munich Music Video Awards 2023. Baru-baru ini, Reality Club berhasil menyelesaikan “Reality Club Presents… Asia Tour” mereka, sebuah rangkaian pertunjukan di berbagai negara di benua Asia termasuk Singapura, Thailand, Taiwan, Malaysia, dan Filipina. Tur ini juga termasuk konser tunggal di Balai Sarbini,

Jakarta, di mana 1.500 penonton terpukau melalui pertunjukan semi teatrikal yang menampilkan orkestra, paduan suara, penari, dan bintang tamu musikal pada bulan November 2023, dan diikuti oleh “Reality Club Presents… North America Tour”, yakni rangkaian pertunjukan di sembilan kota di Amerika Serikat dan Kanada pada Maret 2024 silam.

(SPR)

Related posts

Sleep Token Resmi Luncurkan Album Baru ‘Even In Arcadia’

AQK

Ziva Magnolya Rilis Album Kedua ‘Merangkai’, Hadirkan Balada Romansa Masa Kini

AQK

Steve Aoki dan KIDDO Debut Single “Drive” Saat Tampil di Ultra Miami

AQK

Leave a Comment