South Jakarta – Stadion Merdeka, Gorontalo berubah menjadi saksi perayaan bagi anak-anak Timur pada Sabtu (25/10) malam lewat gelaran Suara Tana Timur Gorontalo. Meski diguyur hujan rintik pada sore hari, penonton perlahan memadati area panggung, membawa semangat yang sama: bersuara bersama lewat musik dan kebanggaan akan tanah sendiri. Suara Tana Timur kembali membuktikan dirinya sebagai ruang ekspresi anak-anak Timur, kali ini dalam nuansa Gorontalo yang hangat dan penuh cerita.
Dari awal hingga akhir acara, atmosfer kebersamaan begitu terasa. Musik menjadi jembatan yang menyatukan anak-anak Timur Gorontalo dalam satu frekuensi yang sama. Setiap lagu, setiap hentakan ritme, menggema sebagai perayaan jati diri dan solidaritas yang kuat. Sore berubah menjadi malam yang berkilau panggung megah, cahaya, dan senyum penonton berpadu menciptakan suasana yang sulit dilupakan. Suara Tana Timur Gorontalo sukses menggembirakan anak-anak Timur di tanah mereka sendiri, menghadirkan ruang yang membangkitkan rasa bangga sekaligus haru. Sejak siang, area venue mulai hidup. Komunitas hip-hop lokal membuka suasana lewat freestyle dan DJ set yang mengguncang langit Gorontalo.
Andri Veraning Ayu, CEO Antara Suara, mengungkapkan bahwa semangat komunitas lokal adalah inti dari gerakan Suara Tana Timur. “Melihat anak-anak Timur Gorontalo berkumpul, tampil percaya diri, dan saling menyemangati di satu ruang yang sama adalah momen yang membahagiakan. Inilah esensi dari Suara Tana Timur, bukan sekadar konser musik, tapi rumah bagi kebanggaan dan persaudaraan.”
Menjelang malam, suasana kian padat dan meriah. Rahmat Tahalu mengawali panggung utama dengan lagu-lagu penuh makna yang disambut nyanyian dari penonton. Saat Wizz Baker tampil, irama berubah jadi lebih enerjik penonton menari bersama, bersorak, dan menikmati setiap beat yang membebaskan. Malam mencapai puncaknya ketika kolaborasi DJ Desa x Pace Nenong menggetarkan panggung; hentakan musik dan sorakan bergema di seluruh area festival, menciptakan momen yang terasa seperti perayaan besar anak-anak Timur di Gorontalo.
Sorotan beralih ke Andmesh Kamaleng yang menutup malam dengan nada-nada penuh emosi. Suaranya memenuhi udara Gorontalo, dan setiap bait lagu seolah menjadi doa bersama. Kehadirannya menjadi puncak yang manis bagi malam yang sarat makna dan kebersamaan.
Menutup malam, Suara Tana Timur Gorontalo meninggalkan kesan yang dalam bagi setiap penontonnya. Lampu-lampu perlahan padam, tapi semangat di wajah anak-anak Timur masih menyala. Festival ini bukan sekadar pesta musik, melainkan bukti bahwa kebanggaan terhadap Timur terus tumbuh dan hidup di Gorontalo. Ini bukan perpisahan, melainkan permulaan dari cerita panjang tentang semangat, musik, dan persaudaraan yang akan terus bergema di Timur Indonesia.
Tentang SUARA TANA TIMUR
Suara Tana Timur adalah festival musik dan komunitas yang merayakan warna khas dari Indonesia Timur. Digelar di Palu, Gorontalo, dan Jayapura, festival ini menyatukan musisi-musisi viral, komunitas kreatif, dan budaya lokal dalam satu panggung besar yang 100% rasa Timur. Di Suara Tana Timur, anak-anak Timur nggak cuma tampil, mereka bikin suasana, bawa cerita, dan kasih energi yang nggak bisa ditiru. Bukan cuma konser. Bukan sekadar hiburan. Ini tentang kebanggaan, identitas, dan suara musik yang hidup dalam ruang kreatif di Indonesia Timur.
Tentang Antara Suara
Antara Suara adalah promotor musik yang fokus pada penyelenggaraan konser tunggal dan tour musisi Indonesia. Mengusung semangat ‘Berada di antara semua musik Indonesia’, Antara Suara telah sukses menggelar Berbagai konser, antara lain Konser 30 Tahun Dewa 19, konser tunggal Sheila On 7 “Tunggu Aku Di”, album tour Hindia “Lagipula Hidup Akan Berakhir”, konser 17 tahun RAN “RAN The Sweet Seventeen Show”, konser unit heavy rock/metal Seringai “Serigala Militia Selamanya”, dan sejumlah festival musik lainnya seperti Swara Prambanan dan Jakarta Music Con.
(SPR)
—
