South Jakarta – Bagi seorang musisi, melakukan sebuah eksplorasi dalam perjalanan bermusiknya menjadi satu hal yang setidaknya akan mereka lalui, cepat atau lambat. Menyeramkan, memang. Banyak yang enggan melakukannya karena merasa nyaman dengan gaya bermusik yang sudah diusung sejak awal, namun banyak juga yang melakukannya atas nama tantangan atau sekedar rasa penasaran.
Mengadakan sebuah pertunjukan musik inklusi untuk mempresentasikan album penuh perdana, bukanlah sebuah langkah yang baru, tapi tidak biasa dilakukan oleh musisi muda di industri ini. Hal ini yang membuat, Idgitaf terdengar lantang dalam menyuarakan pesan yang ingin ia suarakan melalui pertunjukan, “Mengudara Bersama Teman Tuli”, Minggu, 5 Mei 2024, di Sunyi Coffee, Jakarta Selatan.



Dalam pertunjukan “Mengudara Bersama Teman Tuli”, Gita menyajikan sebuah pertunjukan yang inklusi dengan memberikan usaha terbaiknya bernyanyi dan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa isyarat yang ia pelajari bersama komunitas Sunyi Academy. Pertunjukan ini sukses menghadirkan 100 orang Teman Tuli yang tidak dipungut biaya dan turut menyertakan Teman Tuli lainnya sebagai bagian dari pertunjukan dan kepanitiaan acara.
Malam itu, tidak hanya Idgitaf yang tampil menghibur, ada Teman Tuli maupun Teman Dengar yang akrab dengan komunitas tersebut juga turut tampil menunjukan keahlian mereka, diantaranya adalah Adelia dari Pop Joy Sign yang membawakan puisi, pertunjukan teater oleh Teater 7, pertunjukan tari dari Dhea Seto dan penampilan visual vernacular oleh Pop Joy Sign
“Harapannya, pendengar dari album nanti bisa menemukan benang merah yang sebenarnya akubawa, pesan yang ingin aku sampaikan, dan semoga itu membawa kedekatan lagi antara aku dan pendengar. Karena balik lagi ke tujuanku bermusik, aku pengin musikku jadi teman untuk orang-orang, tidak hanya semata unjuk gigi musikalitas dan kepiawaian merangkai kata, tapi aku pengin lagu-laguku jadi teman dari kehidupan sehari-hari pendengar”, tutupnya.
(SPR)

